Tips perawatan songket

Posted by dely_ua on Senin, 10 Mei 2010

Songket merupakan kain tradisional yang harus dijaga dan dilestarikan, Songket juga harus selalu dirawat supaya awet dan terjaga dari kerusakan. Di sini diberikan beberapa tips untuk pemeliharaan songket anda agar songket awet dan tidak berubah :

1. Songket jangan dicuci atau disterika. Bahan kimia dalam sabun atau detergen akan bereaksi dengan benang mas yang terbuat dari logam campura. Pengaruh panas yang tinggi juga dapat melenyapkan kilau benang mas jika disetrika. Kalau songket kena kotoran dapat dibilas dengan segera menggunakan air bersih dan dikeringkan dengan diangin-anginkan. Songket jangan dijemur di panas matahari langsung.

2. Songket jangan dilipat karena bekas lipatannya tidak dapat hilang. Songket harus digulung sambil dilapisi kertas minyak, untuk menghindari kontak antara benang yang mungkin berdebu dan sebagainya dengan benang mas yang tebuat dari logam dan kerena itu mudah berubah warnanya. Menyimpan songket sebaiknya diletakkan dalam posisi horisontal/ berdiri tegak

3. Songket jangan dibiarkan lembab. Sesudah dipakai, songket sebaiknya diangin-anginkan dahulu beberapa jam sampai kering sebelum disimpan kembali.
(sumber : diolah dari beberapa sumber)

Motif Songket

Posted by dely_ua on Minggu, 09 Mei 2010



Kode D-003




Kode D-oo4

motif songket

Posted by dely_ua on Jumat, 30 April 2010


Kode D-001 (Atas)




Kode D-002 (Bawah)

Daftar Sahabat

Posted by dely_ua on Kamis, 29 April 2010

Berikut ini adalah daftar sahabat blog Songket Palembang.

Buat teman-teman yang ingin bertukar link, mohon cantumkan anchor text yang diinginkan.

Daftar Sahabat :

Atif Romeo
Belajar SEO Blogspot
Sriwijaya FC Blog
Kecamatan Alang-Alang Lebar
Baju Muslim Ummy Sarimbit
my Opinion
Heryan Tony
rijaningrum.blogspot.com
blog anak nelayan

Sejarah Songket

Posted by dely_ua on Rabu, 28 April 2010

Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu. Songket biasanya ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi.

Asal-usul kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak. Akibatnya, jadilah songket.

Kain songket ditenun pada mesin tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper.

Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepotong kain dan masih ditenun secara tradisional. Karena penenun biasanya dari desa, tidak mengherankan bahwa motif-motifnya pun dipolakan dengan flora dan fauna lokal. Motif ini juga dinamai dengan kue lokal Melayu seperti seri kaya, wajik, dan tepung talam, yang diduga merupakan favorit raja.

Songket eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya membutuhkan sekitar 3 hari.

Mulanya laki-laki menggunakan songket sebagai destar atau ikat kepala. Kemudian barulah wanita Melayu mulai memakai songket sarung dengan baju kurung. Di masa kini songket adalah pilihan populer untuk pakaian perkawinan Melayu dan sering diberikan oleh pengantin laki-laki kepada pengantin wanita sebagai salah satu hadiah perkawinan.

Ditilik dari harganya, songket tidak dimaksudkan hanya untuk masyarakat berada saja karena harganya yang bervariasi dari yang biasa dan terbilang murah, hingga yang eksklusif dengan harga yang sangat tinggi.

//**mGm-codetranslate-start**// //**mGm-codetranslate-stop**//